Bentrokan Brutal di Ambon, Polisi Lepaskan Gas Air Mata, Balita Terkena Dampak

Berita, Nasional270 Dilihat

Ambon – Suasana bulan Ramadan mengalami bentrokan brutal di Ambon antar warga yang terjadi di kawasan pertigaan Air Besar, Negeri Batu Merah pada Kamis (28/3/2024) dini hari.

Bentrokan yang bermula dari aksi saling pukul sarung antar anak remaja ini meluas menjadi baku lempar batu antara warga, bahkan melibatkan senjata tajam.

Aparat Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease yang mendapat informasi tersebut segera mendatangi TKP. Upaya persuasi dan himbauan untuk membubarkan massa tidak dihiraukan. Situasi semakin brutal dan membahayakan keselamatan umum.

“Kedua pihak tidak mematuhi perintah aparat keamanan. Mereka masih terus melakukan saling serang dengan batu dan senjata tajam. Akhirnya aparat terpaksa melepas tembakan gas air mata,” ungkap Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol M. Rum Ohoirat, di Ambon, Sabtu (30/3/2024).

Upaya dengan gas air mata akhirnya berhasil membubarkan massa dan meredakan bentrokan. Namun, di balik keberhasilan tersebut, terdapat dampak yang tak terduga. Seorang balita yang berada di sekitar lokasi kejadian terkena asap gas air mata dan mengalami sesak napas serta iritasi pada mata.

“Belakang baru diketahui, kalau ada seorang anak balita yang juga ikut terdampak asap gas air mata,” ungkap Kombes Rum.

Kapolresta Ambon, Kombes Pol Driyano Ibrahim, telah menemui keluarga korban dan menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut. Polri menjamin akan memberikan perawatan kesehatan kepada korban.

“Kapolresta juga sudah mendatangi keluarga bayi yang terdampak dan menyampaikan permohonan maaf serta Polri pasti akan memberikan perawatan kesehatan masyarakat yang terdampak akibat kejadian tersebut,” jelas Kombes Rum.

Saat ini, kondisi balita tersebut sudah membaik setelah mendapatkan pengecekan medis oleh tim kedokteran Polda Maluku.

Bentrokan antar warga di Ambon ini menjadi pengingat bahwa tawuran dan aksi kekerasan bukanlah solusi untuk menyelesaikan masalah. Di bulan suci Ramadan ini, seharusnya umat Muslim fokus pada ibadah dan meningkatkan keimanan, bukan malah terlibat dalam pertikaian.

Aparat kepolisian telah melakukan pertemuan dengan kedua pihak yang bertikai untuk meredakan situasi dan menghimbau agar tidak terjadi lagi tawuran antar warga. Pelaku yang ditangkap dalam bentrokan ini akan diproses hukum.

“Kami menghimbau kepada seluruh masyarakat Kota Ambon untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban, terutama di bulan Ramadan ini. Mari kita ciptakan suasana yang kondusif agar ibadah dapat berjalan dengan khusyuk,” imbau Kombes Rum.

Tragedi gas air mata di Ambon ini menjadi bukti bahwa ketegasan aparat tidak selalu menjadi solusi terbaik. Pendekatan persuasif, edukasi, dan peran aktif masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan menjadi kunci utama untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.

Bentrokan brutal di Ambon ini telah meninggalkan luka dan trauma bagi masyarakat, khususnya bagi keluarga korban yang terkena dampak gas air mata. Diharapkan kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih mengedepankan perdamaian dan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat.

Bentrokan Brutal di Ambon

Imbas Bentrokan Brutal di Ambon: Trauma, Kerugian, dan Pertanyaan

Bentrokan brutal di Ambon pada Kamis (28/3) dini hari telah meninggalkan banyak luka dan trauma, bukan hanya bagi korban yang terkena dampak gas air mata, tetapi juga bagi masyarakat sekitar. Kejadian ini menimbulkan berbagai pertanyaan dan kekhawatiran tentang keamanan dan masa depan Kota Ambon.

Trauma dan Kerugian

Korban balita yang terkena gas air mata masih mengalami trauma dan membutuhkan pemulihan fisik dan mental. Keluarga korban juga mengalami kerugian materi dan psikis akibat kejadian ini. Selain itu, bentrokan tersebut juga menyebabkan kerusakan pada beberapa rumah dan fasilitas umum di sekitar lokasi kejadian.

Pertanyaan dan Kekhawatiran

Masyarakat mempertanyakan bagaimana bentrokan tersebut bisa terjadi dan mengapa aparat kepolisian harus menggunakan gas air mata yang berakibat fatal bagi anak-anak. Kekhawatiran tentang keamanan dan potensi terjadinya bentrokan susulan juga muncul di tengah masyarakat.

Langkah Penanganan dan Pencegahan Bentrokan Brutal di Ambon

Pemerintah dan aparat kepolisian perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk menangani dampak bentrokan dan mencegah kejadian serupa terulang kembali. Beberapa langkah yang perlu dilakukan antara lain:

  • Memberikan bantuan dan pendampingan kepada korban dan keluarga korban.
  • Melakukan investigasi dan penegakan hukum terhadap pelaku bentrokan.
  • Meningkatkan patroli dan pengamanan di wilayah-wilayah yang rawan terjadi bentrokan.
  • Mengadakan dialog dan mediasi antara pihak-pihak yang bertikai.
  • Melakukan edukasi dan pembinaan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga keamanan dan toleransi.

Bentrokan brutal di Ambon merupakan tragedi yang tidak boleh terulang kembali. Diperlukan upaya bersama dari semua pihak, baik pemerintah, aparat kepolisian, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan seluruh warga untuk menciptakan Kota Ambon yang aman, damai, dan toleran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *