Viral Video Media Sosial Ketimpangan Pangan, Papua atau Rohingya

Berita, Hukum, Nasional388 Dilihat

JAYAPURA – Dalam sebuah viral ketimpangan pangan didalam video media sosial beberapa waktu lalu, tampak deretan anak-anak di pedalaman Papua tengah menyantap sepiring nasi putih polos yang hanya ditemani sayuran hijau, tanpa lauk pauk.

Wajah-wajah polos itu tampak begitu lahap dan bahagia, seolah tengah menikmati hidangan mewah nan lezat, padahal nyatanya hanya sebatas nasi putih berlauk sayur saja.

Kondisi serupa juga kerap ditemui di sejumlah wilayah lain di Indonesia yang masih tertinggal, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) dan sejumlah wilayah di Indonesia bagian timur lainnya.

Berbanding terbalik dengan Pengungsi Rohingya yang tidak resmi kehadiran mereka di negeri ini yang diberikan pangan dan fasilitas serta sumbangan yang tidak sedikit, tanpa ada kata terimakasih serta mereka mengungkapkan ketidak puas atas fasilitas yang diberikan kepada mereka.

Sungguh ironis bila mengingat masih banyak saudara-saudara kita di berbagai penjuru Tanah Air yang masih kesulitan untuk sekedar menikmati sepiring nasi berlauk sayur seperti yang dialami anak-anak Papua dalam video yang beredar itu.

Menanggapi kondisi tersebut, wajar bila banyak netizen yang bersimpati dan prihatin. Sejumlah warganet bahkan sampai mempertanyakan mengapa pemerintah bisa memberikan fasilitas yang begitu layak bagi para pengungsi Rohingya dari Myanmar, sementara masih banyak warga negara sendiri yang hidup dalam keterbatasan dan kekurangan gizi.

Sejatinya negara memiliki tanggung jawab yang sama terhadap seluruh warga negaranya. Jangan sampai ada diskriminasi dalam pemberian pelayanan dan fasilitas publik hanya karena perbedaan suku, agama, atau tempat tinggal.

Kemerataan dan keadilan sosial harus menjadi acuan utama dalam penyelenggaraan pembangunan demi terwujudnya Indonesia yang makmur dan sejahtera tanpa kesenjangan.

Diperlukan strategi khusus untuk mengentaskan kemiskinan dan kelaparan yang dialami sebagian besar warga di wilayah Indonesia Timur.

Misalnya dengan memberikan akses dan pelatihan pertanian, perbaikan infrastruktur, serta program-program penyuluhan gizi sehingga masyarakat di wilayah terpencil tersebut bisa secara berdikari memenuhi kebutuhan pangannya.

Pemerintah pusat maupun daerah tentunya tak bisa berpangku tangan menyaksikan realita ini. Dengan berbagai sumber daya alam dan manusia melimpah yang dimiliki Indonesia, seharusnya tidak ada lagi warga negara yang kelaparan apalagi harus bersusah payah hanya untuk menikmati sepiring nasi berlauk sayur.

Indonesia kaya, pertanyaannya adalah apakah kekayaan itu didistribusikan dan dinikmati oleh seluruh rakyat secara proporsional dan merata, atau hanya dinikmati segelintir orang saja? Inilah yang kemudian melahirkan ketimpangan sosial dan ekonomi yang begitu mencolok di negeri ini.

Oleh karena itu mari kita bersama-sama berupaya mengatasi problem kemiskinan dan kelaparan yang masih dialami sebagian saudara kita di berbagai penjuru Tanah Air.

Berawal dari hal-hal kecil seperti tidak membuang makanan berlebihan atau mengajak teman makan bersama yang kurang mampu.

Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki keadaan menjadi lebih baik. Dengan gotong royong dan kepedulian sosial yang tinggi diharapkan perlahan namun pasti kesenjangan sosial dan ekonomi yang selama ini menjadi masalah kronis Indonesia bisa semakin mengecil dan pada akhirnya sirna sama sekali.

Singkat mengenai kondisi ketimpangan pangan yang masih terjadi di negeri ini berdasarkan video viral anak-anak Papua yang dengan lahapnya menyantap nasi putih polos berlauk sayur, dibandingkan dengan fenomena pemborosan makanan yang kerap terjadi di kota-kota besar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *